PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. ("Mitra Keluarga" atau "Perusahaan") mengumumkan kinerja keuangannya pada tanggal 30 Juni 2020.
Mitra Keluarga membukukan pendapatan 1H 2020 sebesar Rp1,44 triliun dibandingkan dengan Rp1,58 triliun untuk periode yang sama pada 2019 dan EBITDA tercatat Rp466,9 miliar dibandingkan dengan Rp587,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu ketika Indonesia terkena pandemi COVID-19 pada bulan Maret 2020 diikuti dengan implementasi Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB) pada bulan April 2020 oleh Pemerintah dalam mengontrol penyebaran virus SARS Cov-2 di Indonesia.
Setelah PSBB diterapkan, Menteri Kesehatan mengeluarkan surat rekomendasi yang menghimbau masyarakat untuk menunda prosedur elektif di fasilitas kesehatan dalam rangka mengurangi risiko penyebaran virus SARS Cov-2. Cepatnya penyebaran virus ini telah menyebabkan ketakutan di kalangan masyarakat Indonesia untuk melakukan perawatan medis di fasilitas kesehatan. Di saat yang bersamaan, beberapa dokter di Mitra Keluarga juga mengurangi jam praktik mereka di rumah sakit. Oleh karena itu, volume Rawat Inap dan Rawat Jalan telah menurun masing-masing sebesar 11,43% y-o-y dan 19,72% y-o-y untuk 1H 2020. Sementara itu, pendapatan Mitra Keluarga pada 1H 2020 telah menurun sebesar 9,03% y-o-y dikarenakan kasus yang ditangani memiliki intensitas yang lebih tinggi karena lebih banyak pengujian diagnostik yang perlu dilakukan demi keselamatan pasien dan pengendalian penyebaran virus.
Dengan adanya pandemi COVID-19, Mitra Keluarga mengambil inisiatif dengan membangun Rumah Screening yang terpisah dari gedung rumah sakit utama untuk menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan pernafasan sebagai bagian dari tindakan pengendalian penyebaran virus. Hingga saat ini, Mitra Keluarga telah merawat lebih dari 2.500 pasien positif dan PDP COVID-19, melakukan 110.000+ tes Rapid, dan 18.000+ tes PCR. Selama bulan Mei dan Juni, Mitra Keluarga juga menerapkan beberapa inisiatif efisiensi biaya seperti pembekuan perekrutan karyawan dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan baru yang dalam masa percobaan. Alhasil, pengeluaran gaji telah berkurang ±10% di setiap bulannya.
Sejak Juni 2020, pemerintah mulai melakukan relaksasi PSBB, perkantoran dan mal sudah mulai membuka kembali bisnis mereka. Hal ini diikuti dengan dokter mulai menambah kembali jam praktik mereka di rumah sakit, yang berdampak pada peningkatan volume di bulan Juni 2020 baik untuk pasien rawat inap dan juga rawat jalan.
Kinerja Keuangan 1H20
- Total Pendapatan sebesar Rp1,44 triliun untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp1,58 triliun y-o-y, menurun sebesar 9,03%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 35,22% menjadi Rp566,6 miliar dari 1Q 2020.
- Total Pasien Rawat Jalan sebanyak 1,03 juta untuk 1H 2020 dibandingkan dengan 1,28 juta y-o-y, menurun sebesar 19,72%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 51,8% menjadi 334,1 ribu dari 1Q 2020.
- Total Pasien Rawat Inap sebesar 95,6 ribu untuk 1H 2020 dibandingkan dengan 107,9 ribu y-o-y, menurun sebesar 11,43%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 34,29% menjadi 37,9 ribu dari 1Q 2020. Rata-rata lama menginap (Average Length of Stay) adalah 3,1 hari di 1H 2020.
- Pendapatan per Kunjungan Rawat Jalan sebesar Rp493,5 ribu untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp459,5 ribu y-o-y, meningkat sebesar 7,40%. Hal ini dikarekanan kenaikan di 2Q 2020 sebesar 17,13% menjadi Rp547,5 ribu dari 1Q 2020.
- Pendapatan per Hari Rawat Inap sebesar Rp3,2 juta untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp3,0 juta y-o-y, meningkat sebesar 4,88%. Hal ini dikarekanan kenaikan di 2Q 2020 sebesar 8,59% menjadi Rp3,3 juta dari 1Q 2020.
- Bed Occupancy Ratio sebesar 53,3% untuk 1H 2020 dibandingkan dengan 64,0% y-o-y, menurun sebesar 10,7%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 24,02% menjadi 41,6% dari 1Q 2020. Selain itu, terdapat tambahan sebanyak 36 tempat tidur operasional pada 2Q 2020 di Mitra Keluarga Gading Serpong, Karunia Kasih, dan rumah sakit yang baru saja diakuisisi, Panti Abdi Dharma.
- Biaya Operasional sebesar 320,3 miliar untuk 1H 2020 dibandingkan 297,5 miliar y-o-y, meningkat sebesar 7,63%. Namun, biaya operasional di 2Q 2020 mengalami penurunan sebesar 5,76% menjadi Rp155,4 miliar dari 1Q 2020.
- Laba Bruto sebesar Rp652,0 miliar untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp765,3 miliar y-o-y, menurun sebesar 14,8%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 43,1% menjadi IDR 236,5 miliar dari 1Q 2020.
- Marjin Laba Bruto sebesar 45,2% untuk 1H 2020 dibandingkan dengan 48,3% y-o-y, menurun sebesar 3,1%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 5,78% menjadi 41,73% dari 1Q 2020.
- EBITDA sebesar Rp466,9 miliar untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp587,5 miliar y-o-y, menurun sebesar 20,52%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 52,98% menjadiRp149,3miliar dari 1Q 2020.
- Marjin EBITDA dari 32,39% untuk 1H 2020 dibandingkan dengan 37,08% y-o-y, menurun sebesar 4,68%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 9,95% menjadi 26,36% dari 1Q 2020.
- Laba Bersih sebesar Rp317,6 miliar untuk 1H 2020 dibandingkan dengan Rp396,6 miliar y-o-y, menurun sebesar 19,92%. Hal ini dikarenakan penurunan di 2Q 2020 sebesar 55,88% menjadi Rp97,2 miliar dari 1Q 2020. Perusahaan memiliki posisi uang tunai sebesar Rp2,07 triliun per tanggal 30 Juni 2020.
Ekspansi Rumah Sakit
Mitra Keluarga akan tetap melanjutkan penambahan rumah sakit pada masa yang akan datang melalui rencana ekspansi greenfield dan brownfield;
- Mitra Keluarga memperkirakan rumah sakit ke-26 yang berlokasi di wilayah Surabaya akan dibuka pada akhir tahun 2020 atau 1Q 2021. Konstruksi bangunan saat ini telah mencapai penyelesaian sebesar 88% per Juni 2020.
- Mitra Keluarga berencana untuk memulai groundbreaking Rumah Sakit ke-27 pada 4Q 2020.
- Akuisisi RSIA Panti Abdi Dharma yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat telah selesai pada akhir April 2020. Peluang M&A akan tetap menjadi bagian dari strategi pertumbuhan Mitra Keluarga.
Sekilas Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
Mitra Keluarga mendirikan rumah sakit pertamanya pada tahun 1989 dan pada saat ini Mitra Keluarga memiliki dan mengoperasikan 25 rumah sakit, dimana enam belas diantaranya berlokasi di Jabodetabek, lima di Jawa Barat, tiga di Surabaya (Jawa timur) , dan satu di Tegal (Jawa tengah). Setiap rumah sakit dilengkapi dengan ruang gawat darurat, klinik rawat jalan, kamar rawat inap, ruang operasi, unit perawatan intensif dan farmasi, serta menyediakan layanan laboratorium dan radiologi. Rumah sakit juga menawarkan layanan khusus seperti, antara lain kebidanan, pediatrik, penyakit dalam, angiografi, bedah ortopedik dan bedah saraf.
Mitra Keluarga telah berubah menjadi salah satu operator rumah sakit swasta terbesar dengan jumlah pasien mencapai 2,8 juta pasien pada tahun 2019 dan dalam hal kapasitas tempat tidur rawat inap dengan 2.876 tempat tidur operasional pada 31 Desember 2019.
Perseroan memperkerjakan lebih dari 7.794 tenaga profesional medis termasuk dokter, staf laboratorium, perawat dan terapis dan terdapat sekitar 1.251 dokter spesialis praktek di seluruh rumah sakit Mitra Keluarga pada tahun 2019.
Perseroan berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Maret 2015. Dengan 18,0% free-float, Mitra Keluarga memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp. 38 triliun per 31 Desember 2019 (IDX: MIKA).